UNDESIRABLE ONE



Diawali dari hasil pemeriksaan lewat USG dan ceklab di rumkit Yarsi Bukittinggi minggu pertama bulan Januari yang lalu, aku dirujuk ke rumkit M. Jamil Padang. Sesampai disana, pemeriksaan segala persiapan operasi dilanjutkan dengan pemeriksaan dipoli terkait di rumkit M. Jamil Padang tersebut,  cek labor lengkap lagi dan konsul juga dengan spesialis penyakit dalam, karena  aku juga diabetes dan gula darah ku juga tinggi saat itu. Akhirnya hasil segala konsul itu memastikan aku harus dioperasi, karena Ca. Thyroid itu semakin membesar.

Maka tepatnya padag tanggal 22 Januari aku memasuki kamar Teratai 8, tepatnya di sal bedah klas 1 dan aku nginap disana semalam menjelang operasi esok harinya.

Tanpa kuduga, pada hari H-1 operasi tersebut, masuklah ahli bedah onkologi rumkit M. Jamil itu keruang inap ku, mencek segala persiapan operasi, dan beliau juga  mencek hasil USG yang ku bawa dari rumkit Yarsi Bukittinggi itu. alangkah terkejutnya kau sebagai survivor Ca.Thyroid, bahwa tempat atau lokasi yang akan dioperasi itu ada di 2 tempat, tepatnya dekat tenggorokan satu thyroidnya, dan disamping kiri leherku ini satu lagi. Alangkah stress nya aku saat itu, yang kubayangkan itu, betapa besarnya nanti hasil sayatan leher ini, betapalah sakitnya nanti, karena dari 2 lokasi dijadikan satu bekas sayatan. Subhanallah, gak terbayangkan semua itu. Akhirnya langsung tensi ku naik jadi 180/110. Aku hanya berdoa, ya Allah lindungilah aku dalam operasi nanti, dan siapkanlah mentalku.

Waktu operasi sudah tiba, tepatnya jam 11 pagi hari kamis tanggal 23 Januari itu aku dibawa kegedung lain lantai 2, tepatnya keruang operasi. Aku salami semua anggota keluarga ku, suami dan anak-anakku yang ikut mengiringi kesana sebelum masuk kamar tersebut. Dengan derai air mata aku memasuki ruang operasi pagi itu. Aku digiring kukemeja operasi oleh petugas dan dokternya, aku tidak tau lagi selanjutnya karena sudah dibius dan dioperasi. Aku tidak tau berapa lama operasinya, dan berapa jam pula sadarnya. Yang jelas, sewaktu aku sadar, aku sudah merasa kedinginan, dan gak bs lagi memanggil siapa, ternyata memang dilokasi leher ku itu betul yang sudah dioperasi.

Alangkah terkejutnya aku, disaat haus dan belum boleh menelan air atau makanan apapun. Disaat aku menelan air liur ku sendiri, betapa sakit yang kurasakan disekitar leherku itu. Aku susah sekali utk menelan apapun. Ya Allah, ampunilah aku. Begitulah sakitnya..

(Bersambung...)

0 comments:

Post a Comment